Kadang orang lain berfikir kalo jadi anak bungsu pasti enak, paling di manjain, paling di sayang, diturutin segala permintaanya. Tiap kita “gosok” sekejab datang kaya punya jin aja. Yang pasti pandangan orang terhadap anak bungsu itu pasti enak banget.
Akan tetapi sebenarnya ada hal yang tidak mengenakan selama menjadi anak bungsu yang perlu diketahui. Well, bungsu adalah anak terakhir, kalo bahasa jawanya Ruju, tau deh kalo sebutan anak terakhir di daerah lain. Anak terakhir identik dengan anak mami dan anak manja simply karena ya yang paling di manja. Hehe...
Nah, as my experience, ini dia hal hal yang tidak mengenakan sebagai anak bungsu.
Sering Di suruh suruh kakak tertua - Hal ini yang gak ngenakin, karena pasti kita bakal sering di suruh kakak kita. Misalnya nih kalo dia butuh sesuatu tinggal suruh kita pergi ke warung dan dia kayak juragan yang cuma duduk manis di rumah.
Beban prestasi - iya kita bakal menanggung beban prestasi yang sudah dicapai oleh kaka kita sebelumnya. Misal kakak kita sudah berhasil menjadi manageri otomatis kita harus melebihi prestasinya. Sebaliknya, apabila kakak kita gagal atau apes, orang tua akan berharap lebih ke anak bungsunya sebagai harapan terkahir dari cita-cita orang tua yg harus membanggakan mewakili kakak.
Semua harus nyontoh kakak - iya kakak memang sosok yang baik dan patut jadi panutan adik-adiknya. Tapi semua jadi beban dan terlampau mengesalkan kalau keluarga membandingkan sikap dan perilaku kita dengan kakak. Padahal kita punya pemikiran sendiri, pertimbangan sendiri dan ingin terbebas dari belenggu dengan dibanding-bandingkan dengan kakak.
Comments
Post a Comment