Hunting Rumah. Nekat aja ah!

Membeli rumah buatku adalah semacam petualangan tersendiri yang cukup melelahkan. Kata orang-orang malah bisa disandingkan dengan kegiatan mencari jodoh. Hehe…Aku ingin menuliskan segelintir pengalamanku waktu mencari rumah selama 3 bulan lebih 9 hari.

Minta saran dari yang lebih tua
Sebelum memutuskan untuk mencari rumah (bukan membeli, masih mencari), aku meminta saran dari orang yang lebih tua dan keluarga besar dikampung. Intinya, aku ingin berinvestasi properti, yang mana ketika itu aku lebih memilih membeli tanah. Aku hanya gak mau uangku habis pelan2 dicuri si inflasi dan go-pay. Selain orang yang lebih tua lebih punya pengalaman dalam hal jual beli properti, menuruku pandangan mereka penting karena aku orang jawa.

Budhe-ku menyarankan untuk membeli rumah sekalian daipada tanah kalo budget mencukupi. Beliau cerita tentang pengalaman-nya dia yang sekarang punya 2 rumah. Rumah yang pertama dibeli di perumahan. Rumah perumahan, jadi ya tipe yang kecil. Barulah setelah punya uang lebih di umur 40an membeli tanah, dan membangun rumah dengan design yang diinginkan.

Nekat aja ah..!
Bermodalkan segelintir tabungan, riwayat kerja aku yang udah 2 tahun lebih, dan kebosanan karena tiap bulan bisanya hanya menabung aja tanpa jadi apa2, aku pun nekat memutuskan untuk membeli rumah. Kenapa kok nekat? Karena gajiku sebagai budaque corporate yang baru 2 tahun ini gak bisa dibilang besar. Aku hanya berpikir bahwa harga rumah ato tanah gak akan pernah turun, justru akan semakin naik. Kalo aku tunda, gaji memang akan naik, harga rumah pun naik. Jadi sama aja menurutku beli sekarang dan nanti2.

Walo nekat, segelintir tabungan tetap diperlukan, karena biasanya bank hanya membiayai 70-80% pembelian rumah kita. Jadi kita harus punya modal 20-30% harga rumah. Misalnya mau beli rumah yang harganya Rp 100 juta, kita harus punya modal Rp 20-30 juta. Naa.. di sini kita perlu realistis juga untuk merencanakan jangkauan harga rumah yang mau kita cari.

Pengalaman kerja minimal 2 tahun disyaratkan oleh beberapa bank. Tapi aku pernah membaca pengalaman seseorang yang belum genap 2 tahun kerja tapi KPR-nya diloloskan. Menurut orang ini, tipsnya hanya pede. Nyatakan dengan tegas ke bank kalo kita bisa bayar. 

Satu hal lagi. Untuk KPR, bank biasanya mensyaratkan angsuran per bulan besarnya maksimal 50%  dari gaji. Kita bisa menyiasati dengan mengajukan kredit dari bank yang menjalin kerjasama dengan kantor tempat kita bekerja. 

Dengan bank yang punya kerjasama dengan kantor kita ini, karyawan yang mau mengajukan kredit biasanya diberikan perlakuan khusus. Misalnya bunga lebih rendah, angsuran bisa s/d 75% gaji, juga pengurusan administrasi kredit yang mudah dan cepat.

Browsing info rumah dijual
Teknologi amat sangat membantu pencarian rumah. Internet bisa membantu banyak dalam menyediakan info dan iklan rumah dijual, juga hal2 terkait pembelian rumah. Dibandingkan iklan di koran, iklan rumah dijual di internet biasanya menyediakan gambar rumah, spesifikasi lengkap rumah seperti jumlah kamar, jumlah kamar mandi, dapur, dll. Web penyedia iklan rumah dijual biasanya juga punya fitur sortir kisaran harga rumah juga, jadi kita gak perlu memelototi daftar iklan yang seabreg. Tapi sayangnya, beberapa web tersebut terkadang gak meng-update info jika misalnya rumah udah kejual.

Beli rumah biasanya juga mengandung biaya implisit, misalnya PPh (ada yang menyebut pajak pembelian), BPHTB  (Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan), BBN (Bea Balik Nama), biaya notaris, asuransi, dll. Untuk pembelian rumah secara KPR, asuransi kebakaran, asuransi jiwa, provisi, biaya notaris biasanya udah dipotongkan sekalian dari plafon yang kita pinjam. Jadi hati2 juga bahwa kita nantinya gak nerima uang sejumlah plafon yang kita ajukan karena udah dipotong ini itu. Biasanya total potongan sekitar Rp 5 juta. PPh, BPHTB, BBN ini ditanggung pembeli. Totalnya untuk rumah seharga kurang dari Rp 200 juta sekitar Rp 8-9 juta. Inilah pentingnya browsing info tentang pembelian rumah. Ternyata ada uang ekstra yang harus disiapkan selain harga rumah lho.

Survei lokasi rumah
Ini menurutku adalah hal paling penting dalam proses mencari rumah. Gambar dan spesifikasi di iklan bisa keliatan bagus, tapi bisa jadi perasaan kita gak nyaman ato mantap waktu masuk ke rumah itu. Gak mau kan nyesel karena salah beli.

Survei lokasi rumah on the spot memberikan kita pengetahuan tentang hal2 lain yang gak disebutkan dalam iklan di internet. Dari pengalamanku, kita jadi tau gimana keadaan tetangga2, lingkungan di sekitar rumah, apakah ada kebun atau lahan kosong atau sawah di sekitar rumah, apakah jalan ke arah sana bagus, apakah daerah rumah itu dilalui angkutan umum, dll. Pertimbangannya bersifat personal.
Awalnya, aku berniat nyari rumah di dekat bandara karena sering dan senang bepergian. Tapi kemudian aku ubah ke daerah mana pun asal punya akses dekat tol, biar cepet kemana-mana terutama saat mau pulang kampung. hehe


Selamat hunting rumah idaman!

Comments