Awal tahun 2018 di medio bulan Maret - April, setiap kali ke Periplus, pandangan-ku hampir selalu tertuju
ke buku “Crazy Rich Asians”. Ini buku membangkitkan minatku untuk baca setelah sebelumnya membaca thread di Twitter yang dibuat oleh seorang mantan guru
sekolah internasional di Surabaya (yang akhir-akhir ini tweetnya kembali menjadi trending topic dengan hastag #crazyrichsurabayan). Isinya tidak lain
kesaksian doi tentang kehidupan kaum wong sugih, alias tycoon, alias
konglomerat alias kaum kaya raya yang saking kayanya nggak bakal mikir
panjang buat ngantar anak ke sekolah pakai helikopter (dan alasannya
hanya karena macet di jalan). Singkat cerita, akhirnya aku beli buku ini buat intermezzo kalau pengen baca bacaan fana. hehe
Overview
Awal membuka buku Crazy Rich Asians, agak sedikit mengintimidasi.
Bayangkan halaman pertamanya sudah menceritakan sang Ibu, Eleanor Young, yang ditolak nginep disebuah hotel mewah di London karena dianggep ngga mampu bayar plus karena doi looks Asian. Dalam itungan detik hotelnya dibeli Men! segedung Hotel!. Selanjutnya di novel menceritakan silsilah keluarga yang
menjadi fokus utama buku ini yaitu keluarga Young, T'Sien dan Shang. Yang
utama jelas pasangan Nick Young dan Rachel Chu, yang kabar kedatangannya
sudah bikin gempar seantero Singapura. Lalu ada sepupu Nick,
Astrid Leong-Teo yang modis abis, selalu dipanggil "The Goddess" gara -
gara selera fashionnya luar biasa tapi ternyata punya masalah rumah
tangga pelik. Kemudian, ada Eleanor Young, ibu Nick yang keberatan Nick
nikah dengan Rachel. Ada POV dari keluarga Goh, dimana anak mereka, Peik
Lin adalah kawan Rachel saat kuliah di NY dan jadi pendukung Rachel di masa sulit.
Singkat cerita, Rachel, seorang dosen ekonomi keturunan Chinese yang tumbuh besar di
Amerika, diajak oleh Nick, sang pacar, berlibur ke kampung halamannya di
Singapura sekalian menghadiri pernikahan Colin, sahabat masa kecil
Nick. Berita tentang Nick yang akan membawa pulang pacarnya dalam waktu
singkat menyebar ke segala penjuru komunitas kaum jetset. Maklum, Nick
adalah pewaris dari salah satu keluarga konglomerat paling diincar di
Singapura. Jika Nick membawa pulang pacarnya ke Singapura, tentu saja
orang heboh–because, well, kemungkinan Nick akan mengenalkan Rachel ke orangtuanya, dan pasti kalian paham bagaimana selanjutnya. Kawin.
Hubungan Nick dan Rachel membangkitkan amarah emak-emak kaya dan anak-anak gadis mereka. Pasalnya, Rachel adalah ABC (American-born Chinese) yang latar belakangnya tidak jelas dan hidup dalam keluarga single parent.
Anggapan mereka, Rachel ini pasti semacam Cinderella mata duitan gold-digger Padahal Rachel bahkan ngga tahu sama sekali soal latar belakang keluarga Nick, mostly karena
Nick malu dengan kondisi keluarganya yang (memang) kesehariannya
bergelimang kemewahan dan terlalu banyak berkutat dengan topik
soal duit.
Beberapa hal yang aku dapet setelah baca buku ini adalah:
Memahami Asian culture.
Bukan berarti Crazy
Rich cuma pamer banyak istilah borjuis atau pamer kehidupan orang kaya
yang bikin kita cuma bisa melongo ya.
Sejatinya, novel ini juga ngebahas culture orang China. Aku tahu,
betapa buruknya sentimen orang Indo ke ras China. First thing, itu racist. Why I must hate
them tho? Malah aku lihatnya orang ras China aslinya ya ngga jauh beda juga
sama orang ras
Jawa, apalagi masalah jodoh, sama
konservatifnya, yaitu berprinsip pada "bibit, bebet, bobot". Di Crazy Rich
Asians,
Kevin menunjukkan betapa "bibit, bebet, bobot" itu juga berlaku buat
masyarakat China, dalam hal ini di sosok Eleanor Young. Saking keponya
sama Rachel, Eleanor bela- belain
nyelidikin Rachel, mulai dari latar belakang dan masa lalunya, yang
akibatnya malah jadi kacau. Menyebalkan ya, tapi di sisi lain juga bisa
dimengerti kok sebenernya. Kevin Kwan juga menunjukkan bahwa, mau
sesukses
apapun, kalau belum nikah, ya dianggap ngga sukses. Apalagi
kalau cewek. Familiar kan dengan adat asia kita?
Bahagia itu bukan Uang.
Orang kaya nyatanya nggak selalu bahagia. Mereka menghadapi banyak
masalah yang kadang lebih menyusahkan daripada nggak punya duit. Seperti
Nick yang mau nikah pun susah gara-gara statusnya sebagai pewaris
keluarga hartawan, atau Astrid yang harus menghadapi ancaman perceraian
karena suaminya sudah malas dengan keluarganya yang kaya raya. Setelah membaca buku ini, moga-moga kita lebih
bersyukur lahir dan besar di keluarga yang normal. Amin
Comments
Post a Comment